Musik dan sastra adalah dua matra seni yang sering tak terpisahkan. Ada lebih dari cukup komposisi musik yang mengangkat teks sastra sebagai medium penyampaian makna. Pula sebaliknya, ada lebih dari cukup karya sastra yang merajut musik sebagai ornamen cerita. Dalam salah satu mahakaryanya, sastrawan terbesar Inggris, Shakespeare, melukiskan dengan penuh sensualitas bagaimana Orpheus, seorang nabi dari mitologi Yunani, berdaya menaklukkan gunung dan pepohonan ketika ia bernyanyi dan memainkan kecapinya.
Orpheus with his lute made trees,
And the mountain tops that freeze,
Bow themselves, when he did sing:
To his music plants and flowers
Ever sprung; as sun and showers
There had made a lasting spring.
(cuplikan dari Henry VIII, 3.1.4-15)
Dunia paduan suara tentunya juga sangat erat hubungannya dengan dunia sastra. Banyak sekali komposisi paduan suara, terutama dari genre sekular, yang mengadaptasi teks sastra, baik dari puisi maupun cuplikan prosa. Komponis supratenar macam Eric Whitacre, misalnya, beberapa kali mengadaptasi teks karya Octavio Paz. Karya-karya sekular Johannes Brahms dan Felix Mendelssohn juga banyak yang mengangkat teks karya Johann Wolfgang von Goethe. Dari negeri sendiri, komponis dan pianis Ananda Sukarlan bahkan secara struktural memperkenalkan apa yang ia sebut sebagai ‘musik sastra’. Ananda mengangkat beberapa teks karya pujangga tanah air, seperti Sapardi Djoko Damono dan Seno Gumira Ajidarma. Selain itu, komponis avant garde Tony Prabowo juga menulis dua opera, King’s Witch dan Kali, yang teksnya diadaptasi dari karya Goenawan Mohamad.
Mengapa para komponis memiliki ketertarikan yang sangat besar untuk mengangkat teks sastra dalam komposisinya?
Tentang ini, komponis dan konduktor produktif Kirke Mechem memiliki pandangan yang menarik. Menurut Mechem, sebuah komposisi paduan suara dipahat oleh teksnya. Teks sekular pada khususnya, baik berbentuk puisi maupun prosa, lebih beragam dan berkarakter, dibandingkan teks sakral. Hal ini memungkinkan komponis berkreasi lebih bebas. Ada banyak hal menarik lain yang berhubungan dengan kepekaan terhadap kohesi dalam penggunaan teks sastra. Tapi, lema blog kali ini tidak akan membahas tentang itu.Kita akan menyempitkan fokus ke salah satu pujangga agung dalam sejarah, Shakespeare, yang gw kutip di atas.
Kebesaran nama Shakespeare telah mengilhami banyak komponis paduan suara dalam musik yang mereka gubah. Keindahan dan kedalaman makna teks Shakespeare mendapatkan jiwa baru ketika ia digubah dan dilaras. Sayangnya, meskipun kajian tentang karya-karya Shakespeare dapat dengan mudah kita temukan di perpustakaan, studi mengenai teks Shakespeare dalam musik masih sangat jarang. Gw agak kesulitan mengumpulkan referensi yang relevan oleh karenanya. Studi oleh Mike Ingham berikut mewakili kelangkaan ini. Berikut ini gw akan mencoba menyenarai beberapa gubahan paduan suara yang mengangkat teks Shakespeare.
- Robert Applebaum, Shall I Compare Thee to a Summer’s Day? – 2006
- Jean Berger, 3 Roundelays – 1965
- Benjamin Britten, 5 Flower Songs (To Daffodils; The Succession of the Four Sweet Months; Marsh Flowers; The Evening Primrose; Ballad of Green Broom) – 1950
- George Chadwick, 4 Choruses (Inconstancy; It was a Lover and His Lass; Mary’s Lullaby; Miss Nancy’s Gown) – 1910
- Frederick Delius, 4 Old English Lyrics (It was a Lover and His Lass; So White, so Soft, so Sweet is She; Spring, the Sweet Spring; To Daffodils) – 1916
- David Dickau, 3 from Shakespeare (O Mistress Mine; Sylvia; Sweet Lovers Love the Spring) – 2010
- Emma Lou Diemer, 3 Madrigals (Twelfth Night; Measure for Measure; Much Ado about Nothing) – 1962
- Matthew Harris, Book I – 1989; Book II – 1990; Book III – 1992; Book IV – 1995; Book V – 2002
- Knud Jeppesen, 4 Shakespeare Songs (Blow, Blow Thou Winter Wind; Winter; Spring; Under the Greenwood Tree) – 1940
- Sven-Eric Johanson, Fancies I+11 (Sylvia; Under the Greenwood Tree; Blow, Blow Thou Winter Wind; Fancy; O Mistress Mine; Lovers Love the Spring; Winter; Dirge; Hark! Hark! The Lark) – 1974
- Juhani Komulainen, 4 Ballads of Shakespeare (To Be, or Not to Be; O Weary Night; Three Words; Tomorrow and Tomorrow)
- Nils Lindberg, O Mistress Mine (Carpe Diem; A Madrigal; Shall I Compare Thee to a Summer’s Day) -1990
- George Macfarren, 7 Shakespeare Songs (Orpheus with His Lute; When Icicles Hang by the Wall; Come Away, Come Away, Death; When Daisies Pied; Who Is Silvia; Fear No More the Heat o’ th’ Sun; Blow, Blow, Thou Winter Wind) – 1860-4
- Jaakko Mäntyjärvi, 4 Shakespeare Songs (Come away, Death; Lullaby; Double, Double Toil and Trouble; Full Fathom Five) – 1984
- Frank Martin, Songs of Ariel (Come unto These Yellow Sands; Full Fathom Five; Before You Can Say; You Are Three Men of Sin; Where the Bee Sucks) – 1950
- Gyorgy Orban, Orpheus with His Lute – 2000; O Mistress Mine – 2002
- Häkan Parkman, 3 Shakespeare Songs (Sonnet 76; Madrigal; Sonnet 147) – 1996
- Ernest Robertson, Choruses, Op. 16 (Music has Charms; Orpheus and His Lute; To Music, to Becalm His Fever) – 1985
- John Rutter, Songs and Sonnets from Shakespeare (Live with Me and Be My Love; When Daffodils Being to Peer; It was a Lover and His Lass; Spring; Who is Sylvia; Fie on Singul Fantasy; Hey, Ho, the Wind and the Rain) – 1975; Birthday Madrigals (It was a Lover and His Lass; Draw on, Sweet Night; Come Live with Me; My True Love Bath My Heart; When Daisies Pied) – 1975
- Nancy Wertsch, Shakespeare Suite (It was a Lover and His Lass; Oh Mistress Mine; Daffodils) – 2006
- Ralph Vaughan Williams, 3 Shakespeare Songs (Full Fathom Five; The Cloud-Capp’d Towers; Over Hill, over Dale) – 1951
Masih ada banyak lagi komposisi berdasarkan teks Shakespeare yang bisa kita temukan dalam pustaka musik. Kalau ada yang mau menambahkan, silakan. Daya tarik karya sastra dalam musik paduan suara, apalagi sekaliber Shakespeare, rasanya terlalu menarik untuk tidak kita jelajahi. Seperti yang Mechem kemukakan di atas, teks sekular semacam ini membuka segala kemungkinan interpretasi dan eksplorasi musikal. Senarai di atas sudah lebih dari cukup untuk sebuah program konser yang ‘menggigit’, ketimbang melulu menyajikan program konser paduan suara gado-gado yang umumnya kita ketahui.
Nah, selamat bereksplorasi dengan Shakespeare.
Sebagai pamungkas, silakan nikmati rendisi RIAS Kammerchor (Daniel Reuss) untuk Songs of Ariel (Frank Martin), yang juga akan menjadi salah satu repertoar konser Hollands Vocaal Ensemble bulan depan, bersama dengan Britten, Williams, Delius, dan Glass.